Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, May 28, 2013

Silaturrahmi, Meluaskan Rezeki dan Panjang Usia


Idi-KemenagNews (28/5/2013) Tgk.Amiruddin, S.Sos.I mengatakan bahwa salah satu manfaat silaturahmi yaitu dapat meluaskan rezeki dan memperpanjang usia, hal itu disampaikan beliau dalam ceramahnya pada acara arisan keluarga besar karyawan kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur di kediaman Drs.H.Faisal Hasan selaku kepala Kankemenag Aceh Timur pada senin (27-05-2013).
“Ada beberapa hikmah silaturahmi yang bisa kita dapatkan bila kita menjalaninya dengan ikhlas dan senang hati. Salah satunya adalah dari sebuah hadist yang diriwayatkan secara jama’ah yang artinya yaitu :“Dari Abu Ayub Al Anshari, beliau berkata, seorang berkata,“Wahai Rasulullah, beritahulah saya satu amalan yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga.” Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam menjawab,“Menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan bersilaturahmi.” Jadi kesimpulannya hikmah silaturahmi ini adalah menjadi salah satu penyebab yang penting untuk bisa masuk syurga serta dijauhkan dari siksa api neraka”, ujar Tgk.Amir
Tgk.Amir menambahkan, beberapa manfaat silaturahmi yang lain yaitu : Mendapatkan ridha dari Allah SWT, Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia, Disenangi oleh manusia, Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, Meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, Mempererat tali persaudaraan dan persahabatan, Menambah pahala setelah kematiannya, dalam hal ini kebaikan manusia yang senang bersilaturahmi, akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.
Arisan keluarga besar karyawan Kankemenag Aceh Timur merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulannya dengan waktu dan tempat yang akan disepakati bersama. Hadir pada acara arisan tersebut seluruh karyawan beserta

Sosialisasi ZIS di Kemenag Aceh Timur


Idi-KemenagNews (28/5/2013) Baitul Mal Kabupaten Aceh Timur mengadakan sosialisasi Zakat, Infaq dan shadaqah untuk para kepala madrasah di lingkungan Kementerian Agama kabupaten Aceh Timur bertempat di aula kemenag aceh timur pada hari selasa (28/05/2013), peserta berjumlah 46 orang terdiri dari kepala madrasah tingkat MIN, MTsN dan MAN.
Kepala Baitul Mal Kabupaten Aceh Timur Tgk.H.M.Iqbal Hanafiah, MA dalam sambutannya mengatakan zakat merupakan rukun islam yang ketiga dan salah satu unsur bagi tegaknya syariat islam, oleh sebab itu zakat wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, “Didalam Al-Quran perintah zakat dan infaq disebut sebanyak 73 kali, sedangkan perintah shalat sebanyak 70 kali, ini membuktikan bahwa perintah zakat dan shalat berimbang, sama-sama diperintahkan oleh Allah SWT untuk kita laksanakan”, ujar beliau.
Tgk.Iqbal mengajak kepada seluruh kepala madrasah yang hadir agar dapat menyalurkan zakat ke lembaga resmi seperti Baitul Mal, agar kemudian oleh pihaknya akan menyalurkannya dalam setahun tiga kali kepada mustahiq (yang berhak menerima zakat).
Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Aceh Timur Adnan,S.Ag dalam sambutannya mengajak kepada peserta untuk dapat mengikuti sosialisasi dengan baik dan mengamalkannya, “zakat merupakan sarana penghapus dosa, Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah, Menjadi Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah”, pesan beliau.
Dalam sosialisasi tersebut akan dijelaskan mengenai zakat sebagai pendapatan asli daerah, Haul dan nisab-nisab zakat dan Akuntabilitas pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah. (Jamaluddin/y)

Wednesday, May 22, 2013

Indonesia Bebas Buta Aksara Al-Qur’an, tapi Belum Paham Al-Qur’an


Serang (Pinmas) —- Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMA) Balitbang Diklat Kementerian Agama menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ulama Al-Qur’an di Hotel Le Dian, Serang, Banteng, Selasa malam (22/05). Acara ini diagendakan akan berlangsung sampai dengan tanggal 24 Mei 2013.
Memberikan sambutan pembukaan, Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan bahwa berbagai upaya yang memudahkan orang mengenal baca tulis Al-Qur`an memang telah berhasil membebaskan Indonesia dari buta aksara Al-Qur`an. Namun demikian, hal itu belum melenyapkan buta aksara pemahaman Al-Qur`an.
Mengutip ungkapan kolomnis Mesir, Ragab al-Banna, Menag mengatakan bahwa fenomena itu bisa disebut dengan istilah al-ummiyyah al-dîniyyah.
“Istilah ini hemat saya tidak berlebihan, sebab terinspirasi dari sebuah ayat
Al-Qur`an yang menyatakan : Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak
memahami Kitab (Taurat), kecuali hanya berangan-angan dan mereka hanya
menduga-duga,” ujar Menag.
Ayat ini, lanjut Menag, disebut dalam konteks kecaman Allah terhadap Bani Israil yang
menyebut sebagian mereka sebagai ummiyyûn (buta huruf). “Bukan karena tidak
bisa membaca dan menulis, tetapi lantaran mereka tidak memahami kitab suci,” terang Menag.
Kalaupun memahami, tambah Menag, itu hanya sebatas dugaan dan perkiraan yang tidak didasari ilmu pengetahuan yang mendalam.
Menag menambahkan bahwa Malik Ben Nabi, seorang tokoh reformis dunia Islam asal Al-Jazair, menulis bahwa sebelum lima puluh tahun ini kita baru mengenal satu penyakit saja, yaitu kebodohan dan buta huruf. “Ini dapat disembuhkan,” katanya.
“Tetapi kini kita melihat penyakit baru yang sangat buruk, yaitu “sok pintar” dan mengaku “serbatahu”. Ini sangat sulit diobati, bahkan tidak bisa diobati,” tambah Menag.
Menag mengajak semua pihak untuk membangun ketahanan pemikiran dan pemahaman keagamaan bagi masyarakat dalam menghadapi gempuran berbagai paham dan budaya, melalui pendidikan agama dan keagamaan yang
berkualitas.
Upaya membangun “al-amnul fikriyy” ini tidak kalah pentingnya
dengan upaya pemerintah lainnya dalam membangun ketahanan pangan (al-amnu
al-ghidzâ`iyy) dan ketahanan energi (amnu al-thâqah).
“Kementerian Agama sangat berkepentingan dengan terbangunnya ketahanan pemikiran dan pemahaman keagamaan masyarakat. Sebab, pembangunan nasional akan berhasil antara lain dengan membangun kehidupan keagamaan yang berkualitas<” tegas Menag. (ess)

191 JCH Aceh Melunasi BPIH di Hari Pertama


Banda Aceh-KemenagNews (22/5/2013)
Berdasarkan data Siskohat, tercatat 191 orang JCH asal Provinsi Aceh telah melunasi BPIH di hari pertama. Jamaah terbanyak berasal dari Kabupaten Bireuen sejumlah 34 JCH, Pidie dan Pidie Jaya sebanyak 33 JCH, Aceh Besar sebanyak 32 JCH, Banda Aceh, sebanyak 29 JCH, Aceh Barat 22 JCH dan Kota Langsa sebanyak 14 orang, sedangkan Kabupaten/Kota lainnya masih di bawah 10 JCH.
Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan Pemerintah, pelunasan BPIH dimulai pada tanggal 22 Mei hingga tanggal 12 Juni 2013 bertempat di Bank Penerima Setoran BPIH masing-masing Jamaah. Adapun jadwal pembayaran untuk Indonesia Bagian Barat dimulai pukul 10.00 s/d 16.00 WIB, Indonesia Tengah pukul 11.00 s/d 17.00 WITA dan Indonesia Timur pukul 12.00 s/d 18.00 WIT.
Kurs Dolar Amerika hari ini ditetapkan sebesar Rp. 9.814,- Besaran kurs Dollar Amerika tersebut akan berubah dan ditentukan setiap harinya oleh Bank Indonesia mengacu pada perkembangan harga dolar di pasaran pada hari tersebut.
Adapun jumlah jamaah yang telah mendaftar dan masuk dalam daftar tunggu (waiting list) sebanyak 53.034 orang. Pendaftar terakhir hari ini mendapat Nomor porsi 0100092911, yaitu Jamaah Calon Haji yang berasal dari Kabupaten Bener Meriah.
(zainal a)

Kementerian Agama Peeroleh Penghargaan FutureGov

Jakarta (Sinhat)-- Kementerian Agama (Kemenag) meraih penghargaan dari FutureGov, sebuah forum yang peduli pada masalah teknologi informasi dan komunikasi. Demikian dikemukakan Kepala Bagian (Kabag) Perencanaan dan Keuangan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag 
Ariyanto Moekardi, di Jakarta, Kamis (16/5). "Kita mendapatkan penghargaan citizen delivery service information technology (IT) untuk pelayanan haji," ucapnya. Rabu (15/5) lalu, mewakili Dirjen PHU Anggito Abimanyu yang sedang berkunjung ke Arab Saudi terkait persiapan haji 2013, Ariyanto menghadiri konferensi bagi para pejabat eksekutif Indonesia. "Kita mengikuti konferensi bagi para pejabat eksekutif dari seluruh Indonesia. Forum tersebut bertema "FutureGov: Forum Indonesia- Teknologi Informasi dan Komunikasi". Di acara itu, kita memperoleh penghargaan dalam bidang citizen delivery service," katanya. Artinya, tutur dia, customer atau pelanggan, dalam hal ini jemaah haji, dalam mengakses pelayanan publik bisa dilakukan secara mandiri (swalayan) atau self services. Yakni, bisa melalui web services seperti internet banking, reservasi online via telepon seluler, laptop, dan lain-lain," katanya menjelaskan. Ariyanto yang berpengalaman melayani jemaah karena cukup lama menjadi pejabat di Ditjen PHU, menjelaskan, penghargaan tersebut sejalan dengan kebijakan Dirjen PHU Anggito Abimanyu yang telah banyak melakukan perubahan di institusi yang dipimpinnya. "Kebijakan tersebut adalah mengintegrasikan sistem informasi haji secara komprehensif, yang meliputi sistem pendaftaran, sistem keuangan, sistem penyelesaian paspor dan visa, serta sistem keberngkatan dan pemulangan jemaah haji, dan sebagainya. Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berharap agar sistem informasi penyelenggaraan haji semakin baik. Informasi yang disampaikan harus berdasarkan data yang kuat dan bukan hanya berdasarkan desas-desus saja. "Tapi karena sistem informasi yang baik segera dijelaskan kepada publik melalui media massa. Dengan demikian keluarga (jemaah Haji) di Tanah Air menjadi sangat tenang," kata Presiden SBY di Jakarta, belum lama ini. Menurut Presiden, sistem informasi penyelenggaraan haji yang baik, sangat penting karena belajar dari pengalaman selama beberapa tahun memberikan pelayanan kepada rakyat yang melaksanakan Rukun Islam kelima. (Yudhiarma/Suara Karya).

Pesan Quraish Shihab Dalam Mukernas Ulama Al-Qur’an

Serang (Pinmas) – Direktur Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Jakarta, Muhammad Quraish Shihab menyampaikan pesan terkait dengan dilaksanakannya Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ulama Al-Qur’an di Serang, Banten (21-23/2013). Quraish berpesan agar peserta benar-benar memahami teks Al-Qur’an dan realitas yang berkembang.
“Teks itu perlu. Sebab, Al-Qur’an adalah sumber dari Allah. Teks Allah yang susun untuk kepentingan umat manusia sepanjang masa,” kata Quraish Shihab dalam sidang Mukernas Ulama Al-Qur’an di Hotel Le Dian, Serang, Banten, Rabu (22/5).
“Dan karena Al-Qur’an dari Allah, bukan hasil budi daya manusia maka Al-Qur’an bukan
Budaya,” tambah Quraish.
Menurut Quraish, teks mengandung berbagai makna. “Karena itu, kita dapat memilih
salah satu makna-makna itu sesuai dengan perkembangan masyarakat dan budaya
yang berkembang. Dengan demikian pemahaman kita bisa berbeda dengan
masyarakat lalu atau sebelumnya,” Quraish menjelaskan.
“Saya kira, memahami teks Al-Qur’an harus sambil memahami realitas.
Realitas saja tak memuaskan. Teks saja tanpa realitas juga tak memuaskan,”
terang Quraish.
Pada Mukernas tersebut, pakar tafsir Indonesia ini juga membedah Tafsir Tematik yang
disodorkan panitia pelaksana. Ada beberapa judul, di antaranya: “Jihad: Makna dan Implementasinya”, “Al-Qur’an dan Isu-Isu Kontemporer”, “Moderasi Islam”, serta “Kenabian (Nubuwah) dalam Al-Qur’an”. Termasuk pula Tafsir Ilmi bertajuk “Kisah Nabi Pra Ibrahim dalam Al-Qur’an”, “Hewan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”, “Seksualitas dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”, serta “Manfaat Benda-Benda
Langit dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains”. (ess)

Tuesday, May 21, 2013

Dirjen Pendis : Perbedaan PAI di Kurikulum 2013 ada pada tematik integratif, penekanan nilai keagamaan tidak hanya khusus pelajaran PAI

Pendis - Penerapan Kurikulum 2013 segera diterapkan, dan tinggal menunggu waktu dalam pelaksanaannya. Perubahan isi kurikulum ini diharapkan dapat menghasilkan kualitas peserta didik lebih baik.

Harapan ini juga ditekankan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), yang lebih menguatkan sisi moral dan akhlak siswa.


Harapan itu disampaikan oleh salah seorang tim penyusun Kurikulum 2013 Nurlena Rifa`i, dalam "Seminar Menyongsong Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) 2013" di Jakarta, Senin (6/5).

"Selama ini peserta didik hanya diajarkan aspek dogmatis dalam pemahaman agama dan praktik ibadah, tanpa ada penguatan moral akhlak serta pendidikan karakter," kata Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini, Senin (6/5).

Ia menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, guru dituntut memiliki metode pembelajaran PAI yang tidak lagi menjenuhkan dan terlalu dogmatis.

Guru PAI di Kurikulum 2013 dituntut melakukan pengawasan moral dan akhlak yang terintegrasi. Penilaian tidak hanya pada kemampuan kognitif di nilai PAI saja, tapi juga sisi afektif dan psikomotorik siswa.

"Berpatokan pada kompetensi inti Kurikulum 2013, guru PAI dituntut menjadi contoh sekaligus menyenangkan," ujar Nurlena menerangkan.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama Nur Syam mengatakan, perbedaan PAI di Kurikulum 2013 ada pada tematik integratif, yakni, penekanan nilai keagamaan yang tidak hanya terpaku pada khusus mata pelajaran PAI, tapi juga terintegrasi pada seluruh mata pelajaran yang diajarkan.

Selanjutnya Nur Syam mengatakan penguatan moral dan akhlak akan diterapkan secara menyeluruh, sehingga siswa diajarkan norma dan nilai keagamaan di seluruh mata pelajaran.

"Pada mata pelajaran PAI ini juga akan lebih banyak dimasukkan aspek budi pekerti, yang sebenarnya sudah terintegrasi dalam muatan materi akhlak," ungkapnya

Dirjen Pendis selanjutnya mengatakan, "Untuk penguatan akhlak PAI di Kurikulum 2013, ada metodologi atau proses yang disebut habituasi moral dan perilaku yang sangat ketat."

Proses habituasi atau pembudayaan nilai moral dan akhlak ini memosisikan guru sebagai pemantau. Proses ini diharapkan dapat menguatkan sisi moral dan akhlak peserta didik pada Kurikulum 2013.

Tuntutan Kurikulum 2013 lebih menekankan pada moral dan akhlak peserta didik didasarkan pada fakta yang terjadi saat ini.

Nur Syam menyebutkan, beberapa kasus terkait moral dan akhlak seperti kekerasan, pelecehan oleh pendidik kerap terjadi. Bahkan, ada kasus pembunuhan telah dilakukan oleh peserta didik.
(ra/berbagai sumber)

Dirjen PENDIS: Seluruh Tunjangan Profesi Guru Segera Dibayarkan

 
Pendis - Dirjen Pendidikan Islam Prof Dr Nur Syam didampingi Sekretaris Ditjen dan Direktur Madrasah menemui puluhan guru dari Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) yang melakukan aksi unjuk rasa di kantor Kementerian Agama Jalan Lapangan Banteng 3-4 Jakarta Pusat, Senin (20/5). Dalam kesempatan itu Nur Syam menjelaskan kebijakan tentang anggaran pendidikan bagi para guru di lingkungan Kemenag.


"Sampai saat ini Kementerian Agama masih memiliki utang kepada para guru sebesar Rp1,9 triliun, sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tunggakan sejumlah Rp 8 trilyun. Ini yang harus dibayar dan sudah dianggarkan," kata Nur Syam yang menemui pengunjuk rasa di pintu gerbang Kemenag.

Nur Syam berharap proses anggaran pendidikan yang sudah termaktub dalam APBNP itu tidak mengalami kesulitan dan tidak ada kesalahan pendataan, sehingga anggarannya seluruhnya bisa cair pada tahun 2014 ini. "Mudah-mudahan tidak rumit seperti tahun lalu, tidak ada kesalahan pendataan. Inpasing lama tidak selesai karena kesalahan pendataan," jelas dirjen pendis.

Adapun masalah NUPTK (Nomor Unik Pendidikan Tenaga Kependidikan) sebagai salah satu syarat pendataan, Nur Syam mengatakan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih punya kewenangan penuh untuk memproses itu. "Ada kewenangan Kemendikbud, kita tidak bisa keluarkan NUPTK sendiri karena itu kewenangan Kemendikbud," ujarnya.

Namun lanjut dia, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama akan menyurati kepada Kakanwil dan Kakankemenag agar membantu para guru dalam proses NUPTK itu. Selain itu mengenai SK inpasing merupakan tanggung jawab Kemenag. "Tahun 2014 dipastikan anggaran tunjangan profesi untuk seluruh guru yang sudah punya SK akan dicairkan," kata Dirjen.

Mengenai dana Biaya Operasional Sekolah (BOS), dijelaskan bahwa dana ini terlambat cair karena seluruh anggaran pendidikan di kementerian sempat diblokir oleh DPR. "Namum sekarang sudah tidak lagi diblokir, dan diharapkan minggu ini dana sudah cair. Kalau terlambat itu karena pada system bukan ada pada kita," terang Dirjen Pendis.
(ra)

Sunday, May 19, 2013

KONTAK KAMI


Saturday, May 18, 2013

Menakar Maslahah Mecca Mean Time (MMT)

Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag (Kasubdit Binsyar dan Hisab Rukyah Kemenag RI
Ketua Umum Asosiasi Dosen Ilmu Falak Indonesia
)




Sabtu, 11 Mei 2013 Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengadakan Halaqah Nasional  Mecca Mean Time (MMT) sebagai Acuan Waktu Internasional. Sebagai Narasumber Dr. Syeh Mas’ud wakil dari Duta Besar Arab Saudi, Tengku KH Zulkarnaen, MA (dari MUI Pusat), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin dari Lapan, dan saya sendiri selaku Ketua Umum Asosiasi Dosen Falak Indonesia dan sebagai keynote speaker Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M. Ag, Sekretaris Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.

Halaqah ini diilhami dari temuan awal tahun 1977 oleh Prof Dr Hosien Kamaluddin Ibrahim, seorang ilmuwan yang berasal dari Mesir yakni sebuah penemuan yang cukup menggemparkan dunia yaitu tentang kota mekkah sebagai pusat dunia. Beliau berkesimpulan seperti itu karena telah melakukan sebuah eksperimen dengan menggunakan perkiraan matematika dan kaidah spherical trigonometri (segitiga bola), Hosien menyimpulkan, kedudukan Makkah berada di tengah-tengah daratan bumi. Temuan tidak tidak sengaja ini berawal dari niat melakukan penelitian untuk menemukan alat yang dapat membantu setiap orang di manapun berada untuk dapat mengetahui arah kiblat, malahan menemukan bahwa kota Makkah berada di tengah-tengah bumi.

Sehingga sebagai tindak lanjut penemuan tersebut, pada hari Sabtu tanggal 19 April 2008 di Doha, Qatar, berlangsung konferensi ilmiah yang sangat penting bagi dunia Islam. Sejumlah ilmuwan dan ulama Islam berkumpul, mendiskusikan kemungkinan mengalihkan perhitungan waktu yang sudah baku selama ini, dari mengacu pada Greenwich Meridian Time (GMT) sebagai meridian nol, berganti menjadikan Makkah sebagai awal mula perhitungan waktu. Konferensi ilmiah yang dibuka oleh Dr Yusuf Qardhawi itu bertema: Makkah Sebagai Pusat Bumi, Antara Praktik dan Teori”. Hadir pula sebagai pembahas geolog Mesir, Dr Zaglur Najjar, yang juga dosen ilmu bumi di Wales University, Inggris; dan saintis yang memelopori jam Makkah, Ir Yaseen Shaok. Hasil konferensi itu mengimbau umat Islam sedunia menjadikan Makkah–Ka’bah berada di 21 derajat 25 menit 25 detik lintang utara dan 39 derajat 49 menit 39 detik bujur timur–sebagai titik awal perhitungan waktu. Alasannya sederhana, Makkah, menurut kajian ilmiah, adalah ‘pusat bumi’.

Dengan banyaknya pertanyaan dari masyarakat muslim Indonesia tentang Mecca Mean Time  (MMT) tersebut, maka Komisi Ukhuwwah MUI Pusat mengadakan Halaqah ini, dengan catatan penting sebagaimana  saya paparkan ini.


Belajar dari Sejarah Greenwich

Greenwich yang selama ini dijadikan sebagai pusat perhitungan waktu atau yang lebih dikenal dengan Greenwich Meridian Time (GMT) merupakan kota kecil yang berada di Inggris. Alasan penetapan Greenwich sebagai pusat waktu karena pada saat itu Greenwich adalah sebuah kota pelabuhan yang dijadikan pusat pelayaran bagi Inggris yang pada waktu merupakan negara kolonial super power yang memiliki daerah jajahan terluas di dunia. Sehingga wajar saja kota tersebut dijadikan sebagai titik awal mula perhitungan waktu, apalagi yang menetapkan GMT adalah Inggris sendiri. Sehingga, menurut saya, penetapan tersebut adalah sebuah monopoli Inggris dalam mewujudkan salah satu ambisinya, yaitu mencari kejayaan dengan menjadikan Greenwich sebagai kiblat waktu sehingga seluruh negara di dunia akan mengenal Inggris. Yang pada akhirnya dengan keadaan yang sudah seperti itu, menjadi mudah bagi Inggris untuk mengembangkan seluruh aspek yang mendukung terwujudnya kejayaan, antara lain: ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya.

Oleh karena itu kota Makkah, yang menurut penelitian merupakan pusat bumi dan pusat kebudayaan, jika berkeinginan ditetapkan sebagai titik nol meridian, untuk menggantikan Greenwich, kiranya perlu langkah politik strategis Internasional yang harus dilakukan oleh umat Islam dengan mengaca pada langkah-langkah dalam penetapan Greenwich sebagai titik nol meridiam.


Pertimbangan Maslahah

Untuk penentuan sebuah kota sebagai titik pusat awal mula perhitungan waktu, perlu dilihat berbagai aspek yang mengelilinginya di antara aspek objektif ilmiah dan aspek sosial kemasyarakatan atau yang lebih dikenal dengan kemaslahatan dalam masyarakat. Jika melihat aspek keobjektif ilmiahnya, memang Makkah lebih cocok dijadikan pusat waktu dunia dibandingkan Greenwich. Walaupun sebenarnya, penetapan kota sebagai pusat waktu dunia bisa di kota apa saja dan di mana saja, karena yang dimaksud titik pusat waktu dunia adalah koordianat titik nol derajat bujur. Hal ini berbeda dengan titik nol derajat lintang, yang berarti titik tersebut harus benar-benar dilalui oleh lingkaran yang dilewati oleh matahari ketika berkulminasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan garis katulistiwa.

Namun demikian, jika melihat aspek sosial kemasyarakatan yang telah mapan, ditemukan beberapa masalah yang akan muncul dan perlu untuk dipertimbangkan, seperti timbulnya kebingungan masyarakat sebagai akibat perpindahan pusat waktu dunia tersebut. Karena selama ini masyarakat sudah terbiasa dengan Greenwich sebagai pusat waktu dunia. Karena selama ini seluruh kegiatan sosial  dunia merujuk pada waktu Greenwich, mulai dari transaksi perekonomian, perhitungan waktu kegiatan, seluruhnya merujuk perhitungan waktu Greenwich. Sehingga hal ini patut untuk dipertimbangkan ketika sekelompok umat Islam menginginkan Makkah sebagai pusat waktu dunia.

Di samping, upaya menjadikan Makkah menggantikan Greenwich membutuhkan perubahan peradaban dengan melakukan sosialisasi yang sangat besar dengan cost yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu dipertimbangkan seberapa besar kemaslahatannya, ataukah kemadharatan yang akan timbul dari perubahan GMT menjadi MMT. Dengan melihat aspek sosialnya, penetapan Makkah sebagai titik awal waktu dunia belum begitu efektif mengingat efek-efek yang akan ditimbulkan. Walaupun demikian, ada kemungkinan keinginan umat Islam untuk menjadikan Makkah sebagai pusat waktu dunia bisa terwujud, karena melihat bukti ilmiah yang telah ditemukan.

Namun demikian, dari perjalanan wacana MMT ini kiranya yang perlu terlebih dahulu ditindaklanjuti secara konkrit dalam sebuah rekomendasi adalah bagaimana merealisasikan niat awal penelitian Prof. Dr. Hosien Kamaluddin Ibrahim yakni mewujudkan sebuah alat yang canggih yang berada di jam Raksasa Makkah yang dapat menunjukkan arah menghadap kiblat untuk komunitas muslim yang jauh dari Makkah dan secara kontinu bersinambungan diadakan halaqah internasional yang mengawal ide Mecca Mean Time (MMT) ini. Waallahu a’lam bishshawab.

Wujudkan Kalender Bersama, Kemenag RI Apresiasi Upaya Penyerasian Hisab


Gresik, bimasislam-- Kementerian Agama RI memberikan apresiasi kepada para ahli falak dari berbagai daerah atas upaya penyerasian hisab atau data astronomis dalam penyusunan kalender Islam. Langkah ini diperlukan untuk meminimalisir perbedaan dalam penetapan awal bulan Ramadhan dan hari raya.
Saat membuka kegiatan Penyerasian Almanak Tingkat Nasional yang digelar oleh Lajnah Falakiyah PBNU di Gresik, Kamis (9/5) malam, Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI Prof. Dr. H Abdul Djamil M.A. mengatakan, Kemenag juga secara periodik mengumpulkan para ahli hisab-rukyat berbagai daerah di Indonesia.
“Berbagai upaya tetap kita lakukan meskipun sampai saat ini belum ada titik temu. Kita tidak akan berputus asa,” katanya sembari menyampaikan bahwa di tingkat internasional para ahli astronomi juga belum satu kata dalam penentuan awal bulan Islam.
Menurutnya saat ini para ahli falak sudah berbesar hati untuk mencari titik persamaan dengan memunculkan kriteria imkanurrukyat atau visibilitas pengamatan. Kriteria ini menegaskan bahwa hilal hanya bisa diamati dengan syarat tertentu dan jika tidak terpenuhi, maka laporan pengamatan hilal bisa ditolak.
Di sisi lain, kriteria imkanurrukyat dalam penyusunan almanak merupakan salah satu cara untuk memangkas perbedaan dalam penentuan awal bulan. Meski tidak semua ahli falak setuju, kriteria ini merupakan salah satu alternatif titik temu antara para ahli yang berpedoman pada hisab dan rukyat.
“Kriteria imkanurrukyat itu menunjukkan bahwa ahli astronomi kita sudah semakin legowo untuk menuju pada satu kesamaan. Meski sudah seperti itu, perbedaan masih terus saja terjadi. Dan kita tidak pernah berputus asa. Berbagai upaya terus kita lakukan,” katanya.
Dalam kesempatan itu Dirjend Bimas Islam menyampaikan, sebagai bentuk komitmen Kemenag dalam mengembangkan ilmu astronomi, pihaknya juga telah merintis program studi ilmu falak di perguruan tinggi Islam baik di tingkat S1, S2 dan S3 seperti di IAIN Walisongo Semarang.
“Upaya pengembangan bidang studi ini harus dilakukan. Jika tidak, maka ahli falak akan semakin sedikit, karena memang bidang ini tidak banyak diminati,” kata Abdul Djamil.
Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin M.Ag. menambahkan, pihaknya akan memfasilitasi perwakilan tokoh dan ahli astronomi dari berbagai ormas untuk mengadakan pertemuan pada Juni 2013 nanti.
“Kita akan fasilitasi perwakilan ormas untuk menyampaikan pemikiran masing-masing dan ditindaklanjuti dengan upaya memberikan data kepada pemerintah agar bisa memberikan keputusan terbaik dalam penentuan awal bulan, terutama Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah,” katanya.
Sementara itu kegiatan Penyerasian Almanak Tingkat Nasional sendiri akan berlangsung sampai Sabtu (12/5) besok.  Kegiatan ini diikuti sedikitnya 60 ahli falak dari berbagai daerah.
Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazali Masroeri mengatakan, sedikitnya ada 20 metode hisab yang berkembang di Indonesia, dan diantaranya memiliki tingkat perbedaan yang cukup signifikan. Maka perlu ada upaya yang disebut oleh Lajnah Falakiyah sebagai “penyerasian hisab”.
“Perbedaan hisab bisa menjadi persoalan. Maka kita lakukan penyerasian hisab atau hisab jama’i yang nantinya akan dipublikasikan dalam bentuk almanak bersama,” kata Kiai Ghazali. (pinmas/foto:anneahira)

Haji Aceh Timur Pindah ke Irak


Idi-KemenagNews (16/5/2013) Alhamdulillah, pelayanan para jamaah calon haji Kabupaten Aceh Timur sejak hari Senin tanggal 13 Mei 2013 sudah resmi pindah ke Irak (Idi Rayeuk) Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur, yang sebelumnya pelayanan tersebut dilakukan di Kantor Kementerian Agama Lama di Kota Langsa.
Dengan perpindahan tersebut, maka pelayanan sistem komputer haji terpadu (Siskohat) online dan segala pelayanan menyangkut penyelenggaraan haji Kabupaten Aceh Timur berpindah ke Kantor Kementerian Agama yang baru di Idi Rayeuk sejauh 70 km dari kantor lama. Hal ini disambut gembira oleh masyarakat, terutama jamaah yang akan berangkat haji tahun ini, karena yang sebelumnya mareka ada yang harus menempuh jarak 120 km atau 3 jam perjalanan, kini dapat ditempuh 50 km atau setengah jam perjalanan.
Kasi Haji dan Umrah Kabupaten Aceh Timur Drs. Ahmad, MA mengatakan keterlambatan perpindahan pelayanan haji dikarenakan proses perpindahan peralatan Siskohat tersebut yang terlalu lama oleh Kementerian Agama Pusat dengan pihak telkom, di antara kendalanya adalah banyak Kabupaten/Kota di Indonesia yang minta pindah perangkat alat Siskohat tersebut, sedangkan teknisinya terbatas, sehingga tertunda hingga 5 bulan, padahal seksi-seksi lainnya sudah pindah sejak bulan November 2012.
Kasi Haji Aceh Timur menambahkan, walaupun para jama’ah calon haji merasa gembira namun disisi lain pendaftar baru merasa kecewa karena mereka belum bisa mendapatkan pelayanan pendaftaran sehingga pendaftar baru tidak mendapat nomor porsi keberangkatan, akibatnya akan mempengaruhi pada antrian tahun keberangkatan nantinya.
“Pihak kami terus berkoordinasi dengan pusat dan pihak telkom setempat agar peralatan siskohat tersebut dapat segera berfungsi dengan baik, sehingga kekhawatiran para jamaah dapat segera berakhir”, ujar Ahmad yang dibenarkan oleh Kepala Kankemenag Aceh Timur Drs. H. Faisal Hasan. (Jamaluddin/y)

Menag: Umat Islam Merasa Tersakiti

Jakarta (Pinmas) – Menteri Agama Suryadharma Ali mengaku umat Islam merasa tersakiti akibat tindakan para teroris yang belakangan berkeinginan kuat melancarkan aksinya di berbagai tempat di tanah air.

“Umat Islam merasa tersakiti. Tindakan teroris jelas-jelas berlawanan dengan ajaran agama,” kata Menag di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, Rabu (15/05).
Menag sebelumnya melakukan kunjungan kerja di kota gudeg tersebut untuk menghadiri upacara HUT Nahdlatul Ulama (NU) ke-90 di Lapangan Mandala Krida Yogyakarta.

Menag mengatakan, selain melukai umat Islam, aksi terorisme juga jelas-jelas tindakannya telah menyudutkan umat Islam sebagai pembawa rahmatan lil alamin, pembawa kedamaian. “Aksi terorisme telah menebarkan rasa takut masyarakat,” terang Menag.

Menag menegaskan bahwa tindakan mereka itu tidak mencerminkan sebagai orang beragama. “Terorisme bukan ajaran Islam dan agama mana pun. Kelompok agama mana pun tidak membenarkan cara-cara teror,” kata Menag. “Karena itu, jangan kaitkan terorisme dengan Islam,” tambah Menag.
Menanggapi aksi penangkapan para teroris yang dilakukan pihak kepolisian belakangan ini, Menag menyatakan, pihaknya memberi apresiasi. “Saya mendukung tindakan kepolisian menangkap dan mengungkap jaringan terorisme,” ungkap Menag.
Menurut Menag, tindakan terorisme juga bukan menjadi kebijakan dari organisasi agama mana pun. “Itu ajaran liar,” jelas Menag.
Karena itu, tambah Menag, tindakan kepolisian memberikan hukuman kepada para
terorisme diharapkan dapat memberikan efek. Menag menambahkan, kini diperlukan informasi untuk melakukan pencegahan berkembangnya faham terorisme dan radikalisme kepada masyarakat. Infomasi itu harus dapat diakses untuk membantu menekan paham radikalisme. (ess)

Dana Bos Cair, LP Maarif NU Lega

Jakarta (Pinmas)— Pimpinan Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan (PP LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) HZ Arifin Junaidi mengakui pihaknya merasa lega setelah dana bantuan operasional sekolah (BOS) – yang demikian lama tertahan karena “dibintangi” DPR-RI – pada akhir Mei 2013 sudah dapat dicairkan.
“Kita merasa lega, karena operasional sekolah hampir setengah tahun terganggu karena ketiadaan dana,” kata Junaidi kepada pers di Jakarta, Kamis, ketika hendak menghadap Menteri Agama Suryadharma Ali untuk meminta kesediaannya membuka Perkemahan Wira Karya Gerak Pramuka Nasional Ma’arif NU atau disingkat Perwimanas Ma’arif NU di Kabupaten Jombang, 24-29 Juni 2013.
Soal bantuan operasional sekolah, kata dia, LP Ma’arif sangat penting. Sebab, 13 ribu lembaga pendidikan Ma’arif, dua pertiganya adalah berupa madrasah dengan kondisi masih membutuhkan bantuan. Karena itulah ke depan peristiwa “pembintangan”, menahan dana bantuan operasional bagi sekolah, apa pun istilahnya hendaknya dapat dihindari.
“Kita, ketika menghadapi DPR, telah minta agar peristiwa itu yang terakhir. Ke depan tak boleh terulang,” kata Junaidi.
Ia berharap dana tersebut segera dapat mengucur ke LP Ma’arif di berabagai daerah. Dana BOS untuk pesantren dan madrasah diperkirakan mencapai Rp26 triliun. “Cairnya dana bos, tentu melegakan,” ia menambahkan.
Diakui kualitas lembaga pendidikan tersebut masih belum membanggakan. Meski demikian, untuk meningkatkan kualitas pendidikan karakter LP Ma’arif bisa berada pada barisan terdepan. Untuk itulah jajaran LP Ma’arif menghadap Menteri Agama untuk kesediaannya membuka Perwimanas Ma’arif NU. Dan pada kegiatan itu sekitar 3.000 Pramuka untuk tingkat Madrasah Aliyah (MA) akan datang dari seluruh provinsi di Indonesia.
Hingga kin sudah 19 provinsi dengan 1.216 sudah menyatakan akan ambil bagian. Tujuan Perwimanas Ma’arif NU sendiri adalah menciptakan persaudaraan dan kekeluargaan, membentuk karakter bagi generasi muda dan menciptakan insan bermartabat. LP Ma’arif NU sebagai bagian dari PB NU terpanggil untuk membina kesatuan dan persatuan bangsa. Ini juga wujud dari pengamalan Tri Satya dan Dasadarma dan untuk mengembangkan catur bina (bina diri, bina satuan, bina masyarakat dan bina agama), katanya. (ant/ess)

Kemenag Kembangkan Ponpes Vokasional

Bogor (Pinmas)— Kementerian Agama (Kemenag) RI saat ini sedang fokus mengembangkan program pondok pesantren vokasional (fokus pengembangan keterampilan dan kewirausahaan). Direktur Pondok Pesantren Kemenag, Ache Saefudin mengatakan program pondok pesantren vokasional ini sudah menjadi program Kemenag.
Pondok Pesantren yang masuk dalam program vokasional itu, selain memberi keterampilan para santri dengan kewirausahaan, santri memiliki tanggung jawab sosial. “Kita berikan bantuan pesantren yang memiliki kemampuan kewirausahaan sesuai dengan potensi geografis Pesantren,” kata Ache kepada Republika, sesaat setelah pengajian akbar dan istighosah kubro di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah 7, di Cijeruk, Bogor, Jumat (17/5).
Ache mengatakan, Pondok Pesantren Assiddiqiyah 7 merupakan bagian dari pesantren Assiddiqiyah yang diasuh oleh
KH. Noer Muhammad Iskandar. Pesantren Assiddiqiyah 7 ini memiliki keistimewaan program vokasional, yakni di bidang peternakan, pertanian dan budidaya ikan air tawar. Setidaknya ada puluhan hewan ternak dari sapi dan kambing, sawah dan beberapa kolam ikan air tawar yang dipelihara di pesantren ini untuk dikelola oleh santri.
“Para santri kemudian dididik untuk memiliki keterampilan kewirausahaan dan memberikan manfaat kepada santri dan warga sekitar,” ujarnya. Pesantren Assiddiqiyah 7 ini sangat cocok untuk pengembangan peternakan, pertanian dan perikanan. Karena letak geografis pondok ini yang berada di kaki gunung salak dengan iklim yang dingin.
Selain Pesantren Assiddiqiyah 7, kata dia, ada puluhan pondok vokasional lain yang telah dikembangkan di seluruh Indonesia. Baru-baru ini, telah dikembangkan pesantren khusus program pengembangan air daur ulang di daerah Kubu Raya, Kalimantan Barat. Di daerah sana memang mengalami kesulitan air bersih karena menggunakan air payau dari gambut.
Kemudian, jelas dia, ada Pondok Pesantren Tremas di Pacitan, yang menjalankan program pesantren vokasional khusus otomotif bekerjasama dengan Honda.Ada juga Pondok Pesantren Assalam di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang fokus menjalankan program bidang perkebunan karet dan sawit. Pesantren Assalam di Palangkaraya ini mempunyai kebun kelapa sawit seluas enam hektar dan perkebunan karet seluas dua hektar, yang dikelola langsung oleh santri.
Ada juga Pesantren Sidogiri, di Jawa Timur, yang telah mengembangkan secara baik pengelolaan bidang ekonomi di unit usaha koperasinya. Dan yang saat ini sedang diluncurkan, progam Pondok Pesantren Broadcast di Cirebon. Dan Pondok Pesantren Animasi di Jakarta.
Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali dalam sambutannya mengatakan, perhatian ke Pondok Pesantren yang mempunyai program khusus seperti vokasional ini. Pesantren seperti Assiddiqiyah 7 yang dikelola KH. Noer Muhammad Iskandar merupakan contoh sukses program pesantren vokasional.
“Program pesantren vokasional akan terus diperluas ke beberapa pesantren lain,” kata Menag. Karena, program vokasional ini, selain mendidik santri menjadi lebih terampil, juga memberi manfaat bagi warga sekitar. Program pesantren vokasional ini, juga mengarahkan para santri lulusan untuk menguasai ilmu terkait bidang tersebut.
Sehingga, ada beberapa santri yang lulus masuk perguruan tinggi di bidang pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan hingga informatika. Kemudian, setelah santri tersebut lulus kuliah ia kembali ke pesantren dan mengembangkan program vokasional itu, secara profesional. Sehingga memberi nilai tambah tidak hanya pada aplikasi keilmuan dirinya, tapi juga memberi manfaat ekonomi bagi pondok pesantren termasuk ke warga sekitar.(Rep/Amri Amrullah)

DWP Kemenag Atim Studi Banding ke Negeri Jiran

     Idi-KemenagNews (16/5/2013) Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur (DWP Kemenag Atim) melakukan studi banding dan karyawisata ke negeri jiran Malaysia selama 5 hari (16-20) Mei 2013, para ibu-ibu DW yang berjumlah 20 orang tersebut berangkat dari Kota Langsa melalui jalur laut via kapal fery pada kamis(16/5/13) pukul 09.23 WIB.
      
        Ketua rombongan yang juga ketua DWP Kemenag Atim Ny.Hj.Nonarita,S.Ag mengatakan kunjungan ini dalam rangka melakukan observasi mengenai peran para ibu-ibu pejabat atau karyawan yang bertugas sebagai pelayan bagi masyarakat, “kita tahu bagaimana majunya Negara Malaysia, kami ingin tahu lebih banyak bagaimana mereka melayani masyarakat, program apa yang mereka jalankan, bahkan banyak warga dari Indonesia yang berobat ke sana, ini membuktikan bahwa pelayanan mereka kepada masyarakat lebih bagus”, ujar bu Nona.
Istri dari Drs.H.Faisal Hasan itu menambahkan kegiatan ini juga bertujuan untuk menambah pengalaman dan mempererat silaturahmi sesama anggota DW, “melalui kegiatan ini rasa kebersamaan sesama anggota DW semakin erat, kita juga ingin membuktikan bahwa DW mempunyai peran penting dalam membantu tugas-tugas suami di kantor, informasi dan pengalaman yang kami dapatkan akan kita sampaikan kepada rekan-rekan kita di daerah nantinya”, ujarnya.
Kepala kankemenag Aceh Timur Drs.H.Faisal Hasan berpesan agar dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya selama di Malaysia, “ambillah pelajaran yang baik, timba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya, jagalah kesopanan, saya doakan semoga kegiatan ini dapat bermanfaat, dan sekembali ketempat dalam keadaan sehat semuanya”, ujarnya.
Selain studi banding yang dilakukan ke beberapa tempat juga diselingi dengan rekreasi, adapun tempat wisata yang akan dikunjungi yaitu buket bendera, KL genteng hele, Menara kembar, mesjid terapung dan tempat wisata lainnya. (Jamaluddin/y)

Thursday, May 9, 2013

Presiden Tanda Tangani Perpres BPIH 2013

Jakarta (Pinmas) —- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun twitternya @SBYudhoyono menjelaskan telah menandatangani Peraturan Presiden mengenai Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2013.
“Hari ini saya tanda tangani Perpres Biaya Ibadah Haji tahun 2013. Alhamdulillah ada penurunan sebesar 90 dolar dari tahun lalu,” kata Presiden dalam tweetnya di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya Menteri Agama Suryadharma Ali dalam keterangan pers mengenai BPIH 2013 di kantor Presiden pada awal April lalu, menjamin penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji 2013 yang telah disepakati oleh DPR pada 1 April 2013, tidak akan mengubah kualitas pelayanan terhadap jamaah haji Indonesia.
“Turunnya biaya penyelenggaraan haji tidak berarti turunnya kualitas pelayanan haji. Ini menjadi perhatian kami, kualitas tidak boleh turun,” kata Suryadharma Ali.
Menteri Agama mengatakan berdasarkan pembahasan dengan DPR maka diputuskan penurunan biaya penyelenggaraan ibadah haji 2013 dari rata-rata USD3.617 pada 2012 menjadi rata-rata USD3.527.
Menurut Menag, biaya rata-rata itu diambil dari BPIH dari 12 embarkasi yang ada dengan berbagai variasi biayanya.
BPIH Embarkasi Banda Aceh pada 2013, sebesar USD3.253, Medan USD3.267, Batam USD3.357, Padang USD3.329, Palembang USD3.381, Jakarta USD3.522, Surabaya USD3.616, dan Lombok USD3.582.
Penurunan biaya BPIH 2013 dibandingkan 2012 bervariasi untuk sejumlah daerah, meski secara nasional rata-rata USD90.
“Di Jakarta, BPIH 2013 USD3.522; dibandingkan 2012 ada penurunan 116 dolar. Untuk Surabaya, BPIH 2013 USD3.619 dan pada 2012 USD3.738, maka ada penurunan USD119,” papar Menteri Agama.
Lebih lanjut, Suryadharma Ali mengatakan keputusan DPR ini menunjukkan adanya peningkatan subsidi kepada jamaah haji. Subsidi tersebut berasal dari setoran awal yang jamaah simpan di Kementerian Agama yang kemudian menghasilkan manfaat atau bunga dalam istilah perbankan konvensional.
Pada 2010, subsidi yang diberikan sebesar Rp7,6 juta. Pada 2011 sebesar Rp11 juta atau 19 persen dari total BPIH yang harus dibayar saat itu. Pada 2012 sebesar Rp12,9 juta atau 21 persen dari BPIH yang harus dibayarkan dan pada 2013 subsidi yang diberikan. (antara)

Kemenag Kutuk Kekerasan Atas Nama Agama

Jakarta (Pinmas) —- Kementerian Agama (Kemenag) mengutuk aksi kekerasan atas nama agama seperti yang terjadi pada perusakan rumah milik kelompok Ahmadiyah di Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (5/5/2013), yang dilakukan oleh sekelompok orang.
“Semua pihak harus menahan diri. Kemenag berharap aparat berwajib segera menyelesaikan persoalan ini jangan sampai meluas,” kata Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (KUB), Ahmad Gunaryo di Jakarta, Rabu (8/5).
“Saya mengutuk tindakan kekerasan seperti itu. Itu tindakan biadab,” tambah Gunaryo.
Menurut Gunaryo, Persoalan agama adalah hal yang sensitif, tetapi pasti ada jalan keluarnya jika menghadapi perbedaan. Jika ada perbedaan pemahaman, pihak-pihak terkait hendaknya dapat berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Bukan main kekerasan dan bertindak sendiri.
“Itulah fungsinya kita memiliki pemerintah. Semua harus mengikuti aturan yang sudah ada dan disepakati, “ kata Gunaryo.
Gunaryo memberi apresiasi terhadap pihak berwajib yang cepat melakukan pengamanan. Aparat gabungan dari TNI dan Polri kini masih bersiaga pasca perusakan rumah dan masjid milik jemaah Ahmadiyah di Kampung Cikuray, Desa Tenjowaringin dan Kampung Sindang RT 11/03, Desa Cipakat, Tasikmalaya.
Penjagaan juga dilakukan di Singaparna. Agar perisitwa tersebut tak terulang lagi, menurut Gunaryo, harus dilakukan dialog.
“Dialog adalah jalan terbaik untuk menyelesaikan perbedaan yang ada,” tegas Gunaryo.
“Kita hidup di negara Pancasila, bukan negara agama,” tambah Gunaryo. (ant/ess)

Wednesday, May 8, 2013

VISI DAN MISI




VISI
Menjadikan kementrian agama sebagai wadah pembinaan moral keagamaan, penggerak pembangunan masyarakat dan membangun keharmonisan hidup beragama

MISI
1.      Terwujud aktivitas pembinaan moral dan etika masyarakat.
2.      Terlaksananya pembinaan keimanan dan ketakwaan, untuk menumbuhkan akhlak yang mulia.
3.      Terlaksananya pelayanan haji, keagamaan pendidikan agama pada masyarakat.
4.      Terwujudnya pembinaan keluarga menuju kehidupan keluarga sakinah, mawaddah warahmah.
5.      Terlaksana penyuluhan keagamaan masyarakat untuk mewujudkan pelaksanaan syariat islam secara sempurna.
6.      Terwujudnya lembaga –lembaga keagamaan menjadi lembaga agama yang representatif.
7.      Terbinanya rukunan intern umat beragama dan antar umat beragama.
8.      Terwujudnya pembinaan untuk menumbuhkan semangat, motivasi dan keikhlasan dalam menunaikan zakat, infaq dan sadakah bagi setiap lapisan masyarakat.